“Kak, ga tgl *** aja kita’ pulang? biar bisa lama-lama? yang lain juga begitu..”
“Nanti kita lihat ya.. saya pertimbangkan dulu”
Percakapan antar suami istri yang setengah terkejut karena pihak kampus mengabarkan bahwa mahasiswa indonesia harus segera pulang dalam waktu dekat.
6 bulan. Durasi terlama ia pulang selama liburan tersebab pandemi. Banyak yang harus disyukuri, namun perasaan tetap berkata lain.
Setelah pertimbangan yang serius dan mengesampingkan perasaan suami dan istri yang masih ingin bersama, 3 hari lagi pesawat yang ia tumpangi lepas landas. Kali ini, sungguh berat. Karena anak yang mulai berbicara dan menggemaskan semakin memberatkan langkahnya. Desahan semakin panjang.
Sanggupkah ?
Bisakah tak menahan air mata ?
Mampukah rindu menjadi obat ?
Karena ia hanya candu bagi jarak yang terbentang..
Istri mulai menghitung mundur 5 jam. Perbedaan siang dan malam tak menjadi masalah. Hingga kabar berikutnya datang.. menyempurnakan keyakinan. Bahwa pilihanNya adalah yang terbaik, meski bukan yang kita inginkan.
Saudi kembali menutup akses masuk ke negaranya, termasuk Indonesia. Tak henti mengucap pujian dan syukur kepada Allah. Dibalik pilihan yang berat, ada pilihanNya yang indah.
Mengingat beberapa hari yang lalu, setelah tes swab di RS Siloam. Melangkah dengan keraguan, hanya ada setitik keyakinan dalam hati, berharap ini yang terbaik. Kita sungguh tak pernah tahu. Tapi dengan melibatkanNya di setiap perjalanan, insya Allah.. Dia meridhai setiap pilihan yang kita jalani.
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).