Rupanya,
kejutan dari Allah Yang Maha Kuasa belum usai dalam episode kehidupan kami.
Kepulangan kami ke Indo beberapa waktu lalu, memang membuat satu pertanyaan
baru dari keluarga kami. “Kapan hajian?” pertanyaan yang sekaligus ‘sindiran’
ini menjadi topik hangat saat kami pulang, karena suami yang saat itu masih
tertunda untuk menunaikan haji nya yang seharusnya jatahnya adalah 2 tahun
lalu. Tapi, karena saat itu tahun kami menikah jadi belum sempat diurus dan
suami sibuk mengurus visa kedatanganku, dan tahun berikutnya which is tahun
lalu kami pulang ke Indo dan tiket balik ke Qassim itu setelah lebaran
haji/idul Adha. Jadi, tepatlah sasaran pertanyaan itu mengenai kami saat
kepulangan kami yang kali kedua ini. “Insya Allah tahun ini kau harus usahakan
bawa istrimu haji” itu kata Aba-nya suami, atau “iya, janganmi pulang dulu,
rasakan ramadhan full disana sekalian sama haji nya insya Allah nak” ini kata
Ummiku yang entah antara nasehat dan tidak rindu-rindu amat sama anaknya :D
Alhasil, selama kurang lebih 3 bulan suamiku yang lebih banyak disasar
pertanyaan ketimbang diriku harus lebih banyak sabar dan berdo’a hehe it’s the
beauty of marriage life, dear! Mendapat perhatian lebih dari 2 orang tua
ditambah 1 nenekku yang sangat perhatian, lengkap sudah. Kami lupa,
nasehat-nasehat yang selalu orang tua kami ucapkan sambil lalu ataupun saat
kami diskusi menjadi do’a yang langsung menuju Dia Yang tak pernah tidur.
Sebelum balik ke Indo, kami sudah membeli tiket pulang-pergi, dan jadwal balik
ke qassim itu sebelum lebaran haji karena suami akan mengambil jatah haji nya
tahun ini dan saat kami di Indo, Alhamdulillah namanya sudah terdaftar dalam
list yang berangkat haji. Rencana kami saat namanya sudah terdaftar adalah
fokus ke saya, karena yang terdaftar hanya suami saja. Sudah ada dalam rencana
suami untuk membawaku juga saat dia haji dan akan meminta bantuan syeikh saat
balik ke qassim nanti tapi kalau tidak bisa maka saya akan ditinggal di rumah
selama dia berangkat. Ketika saya dikasih tahu, tidak bisa kubayangkan lebaran
idul Adha sendiri di rumah. Lebaran idul Adha berdua saja itu cukup sedih ya
gimana sendiri. Tapi manusia hanya berencana, Allah Yang Berkehendak. Tanggal
13 Agustus, kami terbang ke Qassim dengan harap-harap cemas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar