Jumat, 12 Juni 2020

Memaknai Rasa Kecewa

Bismillah..

Dalam situasi saat ini, yang kita semua tahu ada banyak rasa yang tercampur aduk di dalamnya. Sedih, lelah, sakit, bahagia, lega, harap, cemas, bahkan kecewa. Semua silih berganti. Membuat diri kadang bertanya. Tahun ini, apakah kita akan baik-baik saja?

Meski sudah tahu dan sering menyampaikan ada hikmah dibalik setiap yang terjadi. Untuk tetap bersabar dan banyak berdoa. Tetap saja, ketika sesuatu terjadi atas diri kita, it feels so real. Dimulai dari sebelum ramadhan, saya tahu akan melewati ramadhan tidak seperti biasanya, tanpa sosok yang selalu dinantikan kepulangannya menjelang ramadhan. Berusaha menguatkan diri bersama Albaar (meski Albaar nampaknya fine fine aja sih hehe) sambil menunggu kepastian dia pulang. Setinggi harapan kami untuk melewati ramadhan bersama, sebesar itu pula rasa kecewa kian menghampiri. Kepulangan ditunda jadi pekan depan. Jadi bulan depan. Seterusnya, sampai akhirnya, terakhir kabar itu menjadi kepulangan ditunda hingga waktu yang tak ditentukan. Jadi, bukan 1 tapi berkali-kali kami di-PHP lah ceritanya. 

Tak usah ditanya lebaran idul fitri bagaimana. Sampai detik tulisan ini ditulis pun, dia belum pulang. Di sisi lain, sangat bersyukur dikaruniai keluarga inti yang besar dan ramai :D (gimana tuh inti tapi besar) Alhamdulillah, suasana lebaran di rumah tetap ramai dan syahdu. Kebayang gimana yang lain bisa lebaran sendirian, sedih ya pasti. Saya yakin, ramadhan kita tahun ini, doa-doa nya pada kenceng semua. Percayalah, this little virus sudah menjadi bagian dari sekian Rencana terbaik milik Allah yang lainnya sejak kapan tahun. Bukan sesuatu yang tiba-tiba apalagi dibuat-buat. Sudah ditakdirkan untuk kita semua. Allah pasti Mendengar semua doa-doa kita. Tunggu waktu terbaiknya saja. Ada yang sudah dikabulkan ? :)

Yes, setelah menelan pahit kecewa berkali-kali, rasa pahitnya sudah mulai berkurang, atau hati yang mulai kebas merasakannya? Alhamdulillah, Allah berikan kabar baik setelahnya. Entahlah, karena doa-doa yang tak pernah berhenti terucap bersama air mata kecewa, lalu berusaha untuk menerima takdirNya dengan hati yang lapang, bahkan mendengar kabar baik itupun kami berdua tidak terlalu merasa bahagia. Hanya rasa syukur terselip di hati, menemukan bahwa setelah kesulitan dan kekecewaan berkali-kali menghampiri, kemudahan yang datang setelahnya kami terima dengan hati yang begitu tenang. 

Teringat bahwa ini hanyalah dunia. Dan memaknai bahwa menghadapi semua yang terjadi, baik atau buruk, seharusnya kita tidak terlalu berlebihan menanggapinya. Tidak terlalu sedih ketika ia hilang. Tidak terlalu bahagia ketika ia datang. Menjadikan pelajaran yang sangat berharga bagi kami. Juga, Semoga bisa membantu kita menghadapi situasi saat ini. Untuk memahami semua perasaan, menerima segala takdir atas diri kita, menjadikannya lesson life yang mungkin kalau bukan karena this little virus, kita ga mungkin mendapatkannya. It takes a while, but worth it to try :)

Sekian tentang kecewa. Sungguh, proses yang melelahkan tapi Insya Allah akan menjadikan pribadi kita lebih dewasa dan bijak memaknai hidup hehe. Meski yang menulis masih sangat amat jauh dari itu semua. Tetap, ini proses. Mari kita enjoy the process. And wait for good things to happen.

p.s : Ada yang bisa tebak kabar baiknya apa? Hehe