Senin, 25 September 2017

Cerita haji part 2

Saat pilihan itu sudah ada meski kita tahu akan sangat sulit untuk dilewati, dan pilihan lainnya mungkin lebih mudah tetapi kita tidak tahu apakah ia akan datang tepat waktu ? yang manakah akan kalian pilih ?

H-16 It was a tough decision for us. Yang pasti, kita tahu Allah bersama kita. Suami yang selalu penuh dengan rencana hari itu memutuskan kita berangkat besok ke Mekkah lewat Madinah. "yang penting kita jalan dulu,dek" katanya. Setelah sampai di Madinah, kami memutuskan menginap untuk mencari teman yang akan berangkat ke Mekkah dalam waktu dekat. Pencarian ini berlangsung 3 hari, 2 hari pertama kami menginap di hotel jemaah indo depan mesjid nabawi. Hari ketiga nya, sebenarnya kami sudah tidak ada tujuan akan nginap dimana. Tapi malam sebelumnya, suami keluar dari raudhah tengah malam dan bertemu temennya Aba dan keluarganya. Dengan ragu, suami menyapa beliau dan langsung ditanya "nginap dimana?" setelah percakapan yang singkat itu, beliau menawarkan tempat untuk menginap besok. Alhamdulillah, setelah kejadian ini saya selalu menggodanya "masya Allah ciee abis berdoa di raudhah ya kak?" :D 

ah, 3 hari di Madinah yang sungguh mengharukan. Banyak doa-doa kami yang langsung diijabah, masya Allah. Membuat saya sendiri amazed dengan skenarioNya yang tidak pernah kami sangka. Setelah puas melepas rindu dengan kota Nabi, kami berangkat ke Mekkah bersama temen-temen indo. Perjalanan kami ke Mekkah seperti di film2, melewati padang pasir, kampung yang tidak dihuni, disuruh kembali lagi sama pak polisi, temen duduk yang membawa kucingnya. Oh, sungguh perjuangan menempuh perjalanan 7 jam sampai tiba di Mekkah, Alhamdulillah 'alaa kulli haal. Tidak henti-henti whatsapp dari keluarga menanyakan posisi, dan mendoakan kami. 

H-12 Setibanya di Mekkah dengan selamat Alhamdulillah, kami langsung menuju markaz. Tempat bernaung saya selama beberapa hari kedepan sampai suami datang lagi menjemput. Markaz ini juga salah satu do'a kami yang diijabah karena kami tidak perlu lagi menyewa tempat yang harganya tiba-tiba selangit saat musim haji. Ditambah lagi, saya aman ditinggal karena banyak ummahat lain juga. Tadinya, suami akan tinggal saja di Mekkah sampai haji tapi, dipanggil demi memenuhi tasrih haji nya dari pihak kampus. Mau tidak mau, kami ldr-an singkat selama 2 pekan kayaknya? haha tidak tahu berapa lama yang jelas terasa lama sekali. 

H-7 suami datang menjemput!


Kamis, 14 September 2017

Cerita haji part 1

Rupanya, kejutan dari Allah Yang Maha Kuasa belum usai dalam episode kehidupan kami. Kepulangan kami ke Indo beberapa waktu lalu, memang membuat satu pertanyaan baru dari keluarga kami. “Kapan hajian?” pertanyaan yang sekaligus ‘sindiran’ ini menjadi topik hangat saat kami pulang, karena suami yang saat itu masih tertunda untuk menunaikan haji nya yang seharusnya jatahnya adalah 2 tahun lalu. Tapi, karena saat itu tahun kami menikah jadi belum sempat diurus dan suami sibuk mengurus visa kedatanganku, dan tahun berikutnya which is tahun lalu kami pulang ke Indo dan tiket balik ke Qassim itu setelah lebaran haji/idul Adha. Jadi, tepatlah sasaran pertanyaan itu mengenai kami saat kepulangan kami yang kali kedua ini. “Insya Allah tahun ini kau harus usahakan bawa istrimu haji” itu kata Aba-nya suami, atau “iya, janganmi pulang dulu, rasakan ramadhan full disana sekalian sama haji nya insya Allah nak” ini kata Ummiku yang entah antara nasehat dan tidak rindu-rindu amat sama anaknya :D Alhasil, selama kurang lebih 3 bulan suamiku yang lebih banyak disasar pertanyaan ketimbang diriku harus lebih banyak sabar dan berdo’a hehe it’s the beauty of marriage life, dear! Mendapat perhatian lebih dari 2 orang tua ditambah 1 nenekku yang sangat perhatian, lengkap sudah. Kami lupa, nasehat-nasehat yang selalu orang tua kami ucapkan sambil lalu ataupun saat kami diskusi menjadi do’a yang langsung menuju Dia Yang tak pernah tidur. Sebelum balik ke Indo, kami sudah membeli tiket pulang-pergi, dan jadwal balik ke qassim itu sebelum lebaran haji karena suami akan mengambil jatah haji nya tahun ini dan saat kami di Indo, Alhamdulillah namanya sudah terdaftar dalam list yang berangkat haji. Rencana kami saat namanya sudah terdaftar adalah fokus ke saya, karena yang terdaftar hanya suami saja. Sudah ada dalam rencana suami untuk membawaku juga saat dia haji dan akan meminta bantuan syeikh saat balik ke qassim nanti tapi kalau tidak bisa maka saya akan ditinggal di rumah selama dia berangkat. Ketika saya dikasih tahu, tidak bisa kubayangkan lebaran idul Adha sendiri di rumah. Lebaran idul Adha berdua saja itu cukup sedih ya gimana sendiri. Tapi manusia hanya berencana, Allah Yang Berkehendak. Tanggal 13 Agustus, kami terbang ke Qassim dengan harap-harap cemas.