Sabtu, 13 Desember 2014

Indah pada waktunya

7 Juli 2014
Allah telah menuliskannya di lauhul mahfuz beribu-ribu tahun silam..
Bahwa kami menyelesaikan hafalan kami disini, di tempat yang penuh kenangan ini, di rumah yang telah mencetak puluhan hafidzah sebelum kami. Walhamdulillahirabbil'alamiin.

Di pagi yang tenang itu, kami mengucapkan hamdalah lebih banyak dari biasanya, kami bersujud lebih lama dari biasanya (uda kayak 5cm aja hehe). Kami amat bahagia pagi itu. Setelah ritual khataman (menyetor setoran terakhir dan berdo'a), kami poto-poto, kami salam-salaman, oiya kebetulan hari itu hari lahirku. Allah Sungguh Maha Kuasa.

Selang beberapa hari setelah hari sakral itu #lebay setelah persiapan wisuda kami yang sungguh amat melelahkan tapi worth it, kami wisuda juga! Hari itu lebih sakral lagi tentunya.. Orang tua kami menyaksikan penamatan kami. Sungguh amat bahagia melihat wajah-wajah mereka yang berbinar-binar.

Tapi, jauh di lubuk hati kami, hanya kami yang mengerti betapa hari itu tidaklah terlalu berarti, bukan karena kami tidak berharap diwisuda. Bukan, hanya saja setelah 9 bulan yang sangat panjang itu, lama-kelamaan kami paham betul bahwa hari itu adalah awal dari perjuangan kami yang sesungguhnya. Bahwa hari itu hanyalah sekedar nilai-nilai duniawi. Maka, saat berbaris di atas podium hati-hati kami saling bertaut, saling menyiratkan pesan : "kawan, mereka tidak mengerti betapa 9 bulan kami diisi suka dan duka dan suka dan duka lagi. Sadarlah kawan, setelah kita keluar dari sini maka perjuangan kita yang sesungguhnya baru akan dimulai". Kami saling menggenggam tangan kuat-kuat. Sekuat tekad kami.

Dan disinilah saya, di kota Makassar, di halaman kampung tercinta. Sedangkan, teman-teman saya yang lain yang telah bertebaran menjalani episode kehidupan selanjutnya. Episode saya berikutnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar